Leer Completo...
SYIAH
Leer Completo...
Diposting oleh
Penyejuk Hati
di
04.00
KEAJAIBAN MAZHAB SYI'AH
KEAJAIBAN MAZHAB SYI'AH
BATASAN AURAT
Karaki berkata: "Bila kamu menutup kemaluanmu maka benar-benar telah menutup aurat." (Al Kaafi 6/501 Tahdzibul Ahkam 1/ 374),t, yang diangap aurat adalah lobang dubur, bukan dua pantat, dan paha juga bukan termasuk aurat.
Shodiq AS berkata: "Paha tidak termasuk aurat", bahkan Imam Al Baqir As telah mengecat auratnya dan membalut lubang kemaluannya (Jamial Maqosid Lilkaraki 2/94, Al Mu'tabar karangan Al Hulli 1/222 Muntaha Tolab 1/39, Tahrirul Ahkam 1/202, semuanya karangan Al Hulli, Madarikul Ahkam 3/191)
Abu Hasan Al Madhi: "Bahwa aurat itu hanya ada dua yaitu lubang depan dan lubang belakang, lubang belakang sudah ditutup oleh pantat, apabila kamu telah menutup keduanya maka berarti telah menutup auratnya, karena selain itu bukan tempat najis, maka bukanlah aurat, seperti betis." (Al Kaafi 6/51, Tahzibul Ahkam 1/374, Wasa'ilu Syi'ah 1/365, Muntaha Tolab 4/269, Al Khilaf karangan Tusi 1/396).
Dari Abu Abdullah As berkata: "Paha tidak termasuk aurat" (Tahdhibul Ahkam 1/ 374, Wasa'ilu Syi'ah jilid 1 hal 365)
KOTORAN PARA IMAM MENYEBABKAN MASUK SURGA
Kotoran dan air kencing para imam bukan sesuatu yang menjijikkan dan tidak berbau busuk, bahkan keduanya bagaikan misik yang semerbak. Barang siapa yang meminum kencing, darah dan memakan kotoran mereka maka haram masuk neraka dan wajib masuk surga (Anwarul Wilayat Liayatillah Al Akhun Mulla Zaenal Abiding Al Kalba Yakani: th 1419 halaman 440)
KENTUT DARI IMAM BAGAIKAN BAU MISIKAbu Jafar berkata: "Ciri-ciri Imam ada 10:
- Dilahirkan sudah dalam keadaan berkhitan.
- Begitu menginjakkan kaki di bumi ia mengumandangkan dua kalimat syahadat.
- Tidak pernah junub.
- Matanya tidur hatinya terbangun.
- Tidak pernah menguap
- Melihat apa yang di belakangnya seperti melihat apa yang di depannya.
- Bau kentut dan kotorannya bagaikan misik."
KHUMAINI MEMPERBOLEHKAN MENYODOMI ISTRI-ISTRI
Dalam kitab Tahrirul Wasilah hal 241- masalah ke 11. Khumaini berkata: "Pendapat yang kuat dan terkenal adalah diperbolehkan menyetubuhi istrinya lewat lubang belakang walaupun hal itu sangat dibenci."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Terkutuklah orang yang menyetubuhi istrinya lewat belakang."
MEMINJAMKAN ISTRI
Diriwayatkan oleh Thusi dari Muhamad bin Abi Jafar berkata: "Dihalalkan bagi saudaranya farji istri-istrinya." Ia berkata: "Boleh-boleh saja, boleh bagi temannya seperti boleh bagi suami terhadap istri sendiri." (Kitabul Istibhsor 3/136)
DIPERBOLEHKAN MENYETUBUHI BAYI
Khumaini berkata: "Semua bentuk menikmati, seperti meraba dengan penuh syahwat, memeluk, dan adu paha boleh walaupun dengan bayi yang sedang menyusui." (Tahrirul Wasilah 2/216)
Alkhui: Ia (Alkhui) memperbolehkan seorang laki-laki memegang- megang atau bermain dengan aurat laki-laki lain atau wanita bermain dengan alat kelamin wanita lain bila sebatas gurau dan canda sebatas tidak menimbulkan syahwat (Sirotunnajah Fi Ajwibatil Istifta'at jilid 3)
Alkhui: Ia (Alkhui) memperbolehkan seorang laki-laki memegang- megang atau bermain dengan aurat laki-laki lain atau wanita bermain dengan alat kelamin wanita lain bila sebatas gurau dan canda sebatas tidak menimbulkan syahwat (Sirotunnajah Fi Ajwibatil Istifta'at jilid 3)
Nasehat dari kami: "Hati-hati bergaul dengan para pengikut Khui yang suka bercanda."
DIPERBOLEHKAN MELIHAT SESUATU YANG DIHARAMKAN DARI KACA
Mereka memperbolehkan melihat kelamin banci, mana yang lebih menonjol untuk kepentingan warisan, mereka berkata ia boleh melihat dengan kaca, yang dilihat adalah bayangan, bukan kemaluannya (Al Kaafi 7-158)
MUHAMMAD HUSEIN FADHLULLAH MEMPERBOLEHKAN MELIHAT WANITA-WANITA YANG SEDANG TELANJANG
Fadhlullah berkata pada kitab Anikah juz 1 hal 66"
"Seandainya wanita-wanita itu telah terbiasa keluar dengan berpakaian renang maka diperbolehkan melihatnya. Sama juga halnya melihat aurat yang dibuka sendiri oleh si perempuan, seperti di nude club atau kolam renang, pantai dan sebagainya."
Aku bertanya pada diriku sendiri: "Agama apakah ini ?"
Jika anda bertanya: "Apakah boleh seorang laki-laki menyetubuhi seorang perempuan, lalu membiarkan perempuan itu pergi ke pelukan laki-laki lain hanya dengan sekedar mengucapkan beberapa kata tentang harga dan waktu atau tentang berapa kali, atau kalimat 'aku mut'ahkan diriku kepadamu' (matta'tuka nafsi) tanpa saksi atau wali ? Tanpa perlu mempersoalkan apakah perempuan itu memiliki suami ataukah dia itu pelacur ?" Pasti akan dijawab berdasar pada sumber yang terkuat dan terpercaya: Boleh, silahkan lihat kitab Al Kafi jilid 5/540.
Diperbolehkan mut'ah dan bercumbu dengan anak gadis bila sudah berumur 9 tahun –dalam riwayat lain 7 tahun- dengan syarat tidak memasukkan kemaluannya ke kemaluan anak perempuan itu karena ditakutkan menjadi aib bagi keluarganya (karena sudah tidak perawan lagi) (Al Kafi jilid 5 hal 462). Bukan karena haram dan bukan karena tidak sesuai dengan akhlak. Setelah membaca ini silahkan anda membayangkan masa depan akhlak dan perilaku anak perempuan yang dalam umur sekecil ini telah mendapat "pengalaman sex" dengan melihat alat kelamin laki-laki dan melihat gerakan-gerakan sex laki-laki, sedang laki-laki itu telah melakukan segalanya kecuali jima' (coitus), jima' dimakruhkan dari depan saja, berarti diperbolehkan lewat belakang (anal sex).
Apakah ada orang normal yang memperbolehkan seseorang berbuat demikian pada anak perempuannya, atau saudaranya, bahkan pada seluruh anak perempuan ?
Coba bayangkan perasaan anda jika sekiranya hal itu terjadi pada anak perempuan anda! Anda hanya perlu membayangkan, tidak lebih dari itu.
Hal ini tidak dapat diterima oleh setan sekalipun, bagaimana dikatakan bahwa yang demikian itu adalah perkataan para Imam Ahlul Bait ?
ALLAH MENGUNJUNGI KUBURAN HUSEIN
Kalian akan heran karena hakekat ini. Hakekat yang pahit.
Diriwayatkan oleh Kulaini dan lainnya bahwa Abu Abdillah memarahi orang yang mengunjunginya tapi tidak mau berziarah ke kuburan Ali. Dia berkata: "Kalau kamu itu bukan orang Syi'ah aku tidak pernah akan melihatmu. Mengapa kamu tidak mau berziarah ke makam yang diziarahi oleh Allah, malaikat dan para nabi ?" (Al Kafi 7/580, Tahzibul Ahkam 6/20, Wasa'ilu Syi'ah 14/375, Biharul Anwar 25/361, Kamiluziyarot hal 38, Kitabul Mazar hal 19)
Mendengar hal ini, salah seorang sahabat Abu Abdillah berkata demikian: "Demi Allah, saya berangan-angan seandainya saya menziarahi kubur Ali dan tidak pergi melaksanakan Ibadah Haji." (Al Kafi jilid 4/583)
BARANG SIAPA HAJI MAKA TELAH DIKUNJUNGI ALLAH
Barang siapa telah haji lebih 50 kali maka setiap hari Jum'at dikunjungi oleh Allah. (Faqih Man La Yahdhuruhul Faqih 2/217, Wasa'ilusyi'ah 11/127)
MEMINTA PERTOLONGAN DARI PARA NABI DAN MALAIKAT DALAM SHALAT
Ucapkan pada akhir sujudmu: "Ya Jibril Ya Muhammad (diulang-ulang)!! berikan saya kecukupan, sesungguhnya kalian berdua yang memberikan kecukupan dan jagalah saya dengan izin Allah karena kalian berdua menjaga saya." (Al Kafi 2/406)
BERLINDUNG PADA MAKHLUK DAN BERBUAT DENGAN NAMA MAKHLUK
Riwayat Al Kulaini. Dari Abi Abdillah ia berkata: "Aku berlindung pada Rasulullah dari kejelekan dan kebaikan yang kamu ciptakan." (Al Kafi 2/391)
Dari Ali Jafar ia berkata: "Bila seseorang sedang sakit maka ucapkanlah (dengan nama Allah, dengan Allah, dengan utusan Allah)" (Al Kafi 2/412)
IMAMAH MENURUT SYI'AH RAFIDHAH
Imamah adalah sebuah jabatan yang ditentukan dari Allah. Allah telah memilih seorang Nabi dan menentukannya, begitu juga Allah memilih seorang Imam dan mengangkatnya. (Ashlus Syi'ah Wa Ushuluha hal. 58)
Allah memilih Ali, akan tetapi Ali berkata: "Tinggalkan saya dan cari selain saya, cukup aku menjadi wakil/pembantumu itu lebih baik daripada menjadi Imam/Khalifah." Allah memilih Hasan tapi Hasan menyerahkan kepemimpinan/imamah pada musuh bebuyutan Syi'ah, yaitu Muawiyah. Dengan itu maka Ali dan Hasan telah merontokkan prinsip Imamah dari pondasinya (???)
KEPERCAYAAN MEMAKAN DEBU DAN KERIKIL KUBURAN HUSAIN
Abas Alqummi berkata: "Para ulama melarang memakan debu dan tanah kecuali yang berasal dari kuburan Husain. Sebatas untuk pengobatan bukan untuk menikmati dan ini hanya sebatas biji kecil, lalu diletakkan di mulut dan ditelan dengan air secukupnya sambil berdoa: Ya Allah berikan rizqi yang luas yang bermanfaat dan disembuhkan dari berbagai penyakit." (Mafatihul Jinan 547)
Saya takut rizki yang luas itu berupa sakit keras dan batu-batuan itu merusak ginjal.
KHASIAT DEBU SEPERTI MADU
Tanah pusara Husain menurut kepercayaan mereka berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit, dan menghilangkan rasa takut, bila diminum orang yang sakit akan menjadi sembuh, bila diletakkan bersama jenazah dalam liang lahat maka dia akan aman dari siksaan kubur, bila dibawa seseorang dan dimain-mainkan maka dia mendapatkan pahala orang yang bertasbih, karena tanah itu dapat bertasbih sendiri (Biharul Anwar 11/118/140, Amali Tusi 1/326, Wasa'ilu Syi'ah 10/415 )
Abu Abdullah berkata: "Sesungguhnya Allah telah menjadikan debu kakekku Husain suatu obat dari segala penyakit dan menghilangkan rasa takut, jika salah seorang kalian memegangnya, maka hendaknya dicium, diletakkan di matanya dan menyapu dengan debu itu seluruh badannya sambil berdoa: Ya Allah, dengan hak tanah ini dan hak yang tinggal di dalamnya." (Amali Tusi 1/326)
SEPERTI ORANG NASRANI
Suatu ketika istri Amiril Mukminin datang dan berkata Sambil menangis: "Wahai Amiril mukminin sesungguhnya saya telah berzina, maka bersihkanlah saya." Ali pun berkata dengan suara keras: "Wahai para manusia sesungguhnya Allah telah menjanjikan para Nabi dan Nabi menjanjikanku untuk melarang orang yang terkena hukuman untuk melakukan hukum cambuk, dan barang siapa punya kesalahan seperti perempuan ini maka jangan ikut mencambuk." Maka seluruh manusia yang berkumpul di situ pergi meninggalkan tempat selain Ali, Hasan dan Husein, lalu mereka bertiga menghukum cambuk perempuan itu. Kulaini berkata: "Termasuk yang iktu pergi adalah Muhammad bin Ali bin Abi Tolib." (Al Kafi jilid 7 hal 178)
Hal ini sama seperti yang tercantum dalam Perjanjian Baru: Yohanes: 8
Hal ini sama seperti yang tercantum dalam Perjanjian Baru: Yohanes: 8
8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
HAMIL DAN MELAHIRKAN SECARA LUAR BIASA
Imam Hasan Askari berkata: "Sesungguhnya kami para penerima wasiat Imamah tidaklah dikandung di dalam perut, melainkan di pinggang dan tidak dilahirkan lewat rahim melainkan lewat paha sebelah kanan karena kami titisan cahaya Allah yang bersih dan tidak terkena kotoran sama sekali." (Kamaluddin 390, 393, Biharul Anwar jilid 51 hal 2, 13,17, 26, Itsbatul Hudat jilid 3 hal 409,414, I'lamul Wara hal 394, Dala'ilul Imamah 264)
Komentar: Betapa mirip hal ini dengan keyakinan Nashrani tentang kehamilan yang suci.
KEPERCAYAAN TENTANG SEBUAH PENEBUSAN
Umar bin Yazid berkata: "Saya berkata pada Ali Abdillah As. Tentang firman Allah Saw (Allah hendak mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu maupun yang akan datang)" Surat Al Fath ayat 2.
Ia berkata: "Dia tidak berdosa dan tidak pernah berniat untuk berbuat dosa, tapi Allah membebankan dosa-dosa mereka pada Nabi, kemudian Allah mengampuninya." (Biharul Anwar 17/76).
Mirip sekali dengan kepercayaan Nasrani mengenai penebusan dosa.
MUSA AL KAZIM MENCEGAH KEMARAHAN ALLAH
Musa Al Kazim berkata: "Sesungguhnya Allah murka pada kaum Syi'ah. Kemudian Allah menyuruh saya memilih diri saya ataukah mereka, maka demi Allah, aku selamatkan mereka dari kemurkaan Allah." (Al Kafi 1/260)
PARA IMAM ADALAH ASMA'UL HUSNA
Para imam adalah Asma'ul Husna (Nama Allah yang Mulia) mereka adalah lidah Allah, Wajah Allah, Mata Allah, Pinggang Allah, merekalah Tangan Allah yang serba bisa (Al Kafi jilid 1 hal 113)
FATIMAH ADALAH TUHAN YANG BERWUJUD SEORANG WANITA
Amiril Mu'minin berkata: "Fatimah bukan wanita biasa melainkan seorang wanita titisan Tuhan. Tapi dia memiliki sifat manusia seutuhnya. Ia adalah wanita dari kerajaan besar yang menampakkan diri dengan wujud manusia bahkan dia adalah eksistensi tuhan yang berwujud seorang perempuan." (Al Wasilah Ilallah karangan Ibrahim Al Ansari hal-7)
MEREKA ADALAH PENYEBAB TERCIPTANYA LANGIT DAN BUMI
Langit dan bumi diciptakan untuk Ali begitu juga Shiratal Mustaqim, pintunya dan tali penghubung antara Allah dan hamba-hambanya seperti para Rasul Nabi, para Haji dan para wali (Al Wafi 8/224)
Allah telah menciptakan segala sesuatu di bumi ini dan menyerahkan pengelolaannya kepada Ali dan keluarganya. Mereka dapat menghalalkan dan mengharamkan apa saja yang mereka kehendaki, karena kehendak mereka adalah kehendak Allah (Al Kaafi /365)
Dunia dan akhirat itu milik imam, dia bebas memberikannya pada siapa saja (Al Kaafi 1/337)
Mereka beranggapan bahwa para imam itu. Bahwasanya Allah memandangi para penziarah kuburan Husain pada sore hari Arafat sebelum melihat pada jamaah haji yang sedang wukuf. Abu Abdillah berkata: "Karena di Arafah terdapat anak haram sedangkan di kuburan Husein tidak ada anak haram di sana (karena selain Syi'ah adalah anak haram)" (Kitab Al Wafi jilid 2 - juz 8 hal 222) Maksud anak zina bagi Syi'ah adalah kaum muslimin selain pengikut Syi'ah.
Bahkan dalam Al Kafi jilid 8 hal 285: "Setiap orang adalah anak zina kecuali Syi'ah."
Dalam Tafsir Ayyasyi jilid 2 hal 218 dan Al Burhan jilid 2 hal 139: "Setiap anak yang lahir di tunggui oleh iblis, bila yang lahir itu berasal dari kelompok Syi'ah maka terjaga dari iblis, bila bukan dari kelompok Syi'ah maka syetan meletakkan jari- jarinya pada lambung belakang anak laki-laki agar kelak menjadi orang tercela dan bila kelamin perempuan agar kelak menjadi pelacur."
TAAT KEPADA ALI LEBIH PENTING DARIPADA TAAT KEPADA ALLAH
Dalam mukadimah Tafsir Al Burhan tercantum: "Bahwa Allah berfirman: Ali bin Abi Tholib adalah hujjahKu di atas ciptaan-Ku. Saya tidak akan memasukkannya ke neraka siapa yang memberikan haknya walau dia mendurhakai-Ku dan tidak akan Saya masukkan surga orang yang mengingkarinya walau ia taat pada-Ku." (Al Burhan hal 23).
TAK ADA YANG MENGUMPULKAN AL QURAN KECUALI PARA IMAM
Al Quran diturunkan terdiri dari 17 ribu ayat (Al Kafi 2/463). Al Majlisi dalam Mir'atul Uqul mengatakan bahwa riwayat ini terpercaya.
PARA IMAM ITU LEBIH UTAMA DARI PARA NABI ALLAH. DERAJAT MEREKA LEBIH TINGGI DARIPADA PARA MALAIKAT, NABI DAN RASUL
Para Imam memiliki kedudukan mulia dan kekuasaan atas makhluk, seluruh atom di alam ini tunduk pada mereka. Posisi ini tidak dicapai oleh malaikat maupun para Nabi (Kitab Al Hukumah Al Islamiyah karangan Khomeini halaman 52)
Allah telah mengusapkan tangan kanannya pada keluarga Ali dan memberikan cahayanya pada mereka.
Tak ada keselamatan kecuali kalian wahai keluarga ali, tidak ada tempat selain dari kalian wahai mata Allah yang melihat (Biharul Anwar 94/37)
Kalian adalah kesembuhan utama dan obat yang menyembuhkan bagi yang meminta kesembuhan pada kalian (Biharul Anwar jilid 94 hal 33)
Para Nabi bertawasul pada para imam dalam berbagai doa dan permintaan mereka. Ketika nabi Nuh hendak tenggelam, ketika Nabi Ibrahim dilempar ke api, Nabi Musa hendak menyeberangi laut, Nabi Isa akan dibunuh oleh orang Yahudi semuanya bertawasul dengan para Ahlul Bait untuk keselamatan mereka (Biharul Anwar 26/325 Wasa'ilusyi'ah jilid 4 hal 1134)
Majlisi berkata: "Allah hanya disembah, dikenal dan diesakan dengan perantaraan para Imam." (Biharul Anwar jilid 23 hal 103)
Para imam berkata: "Apabila kalian punya keinginan kepada Allah tulislah sebuah tulisan pada sesobek kertas dan letakkan pada salah satu kuburan keluarga Ali atau bungkus dan masukkan sedikit tanah yang bersih dan letakkan di sebuah sungai, sumur yang dalam atau oase padang pasir, pasti akan sampai pada Mahdi kemudian akan dia sendiri yang mengkabulkan apa yang akan menjadi kehendakmu." (Biharul Anwar 94/29)
Komentar: Berarti Majlsi berpendapat bahwa yang mengabulkan doa dan permohonan manusia bukanlah Allah tapi Mahdi Alaihissalam.
Beberapa contoh tulisan:
"Barang siapa berdoa kepada allah dengan perantara Ahlul Bait maka akan mendapatkan keuntungan dan sebaliknya sampai para Nabi pun terkabulkan karenanya apabila bertawasul dengan Imam Ahlul Bait." (Biharul Anwar 23/103)
Nabi Yunus dimakan ikan paus hanya karena dia mengingkari Imamah Ali bin Abi Tolib, setelah dia percaya maka dikeluarkan oleh Allah (Biharul Anwar jilid 26 hal 333)
Karena perantaraan Imam, pohon bisa berbuah dan buah masak di pohon. Karena perantaraan merekalah sungai mengalir, karena mereka pula hujan turun dari langit dan rumput tumbuh di permukaan bumi. Jika tidak ada para imam niscaya Allah tidak akan disembah (Al Kafi jilid 1 hal 112)
Para Imam adalah Sholat yang diperintahkan oleh Allah:
Dalam Al Kafi diterangkan mengenai makna Ayat dalam surat Al-Mudatsir ayat 42-43 bunyinya:
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ
artinya: "Apa yang membuat kamu masuk dalam neraka saqor ?" "Kita di dunia tidak pernah menunaikan shalat." Maknanya adalah: "Kita tidak mengakui keimamahan Ali dan para Imam dari keturunannya. Kita dulu tidak menjadi pengikut para Imam." (Al Kafi jilid 1 hal 347-360)
Barang siapa mengenal para imam berarti beriman dan barang siapa mengingkari maka kafir (Al Kafi 1/144)
Sesungguhnya sayalah (Ali) yang ditugasi membagi masuknya orang ke surga dan neraka (Al Kafi 1/ 153)
Dunia dan akhirat adalah milik Imam, terserah, mau diberikan sama siapa saja itu terserah pada para Imam (Al Kafi 1/337)
Mereka yang menguasai kunci kekayaan yang ada di bumi, kapan saja boleh mengeluarkan emas-emas yang ada di dalam tanah itu (Al Kaafi 1/394)
Diperbolehkan Tawaf pada kubur Nabi dan kubur para Imam (Al Kafi jilid 1 hal 287)
Minta pertolongan, perlindungan, basmallah, selain Allah tidak dilarang. Para imam mengetahui apa yang ada dilangit, bumi, surga, neraka, mereka mengetahui apa yang telah terjadi dan semua yang terjadi kemudian (Al Kafi jilid 1 hal. 204)
Ciptaan Allah dan yang akan diciptakan. Mereka mengetahui seluruh ucapan-ucapan manusia, burung, binatang dan segala yang bernyawa. Barang siapa tidak bersifat demikian maka dia bukan Imam (Al Kaafi 1/225)
Para imam mendapatkan wahyu yang seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia berkata: "Allah tidak akan menurunkan ilmu kecuali kepada keluarga Nabi dengan perantara Jibril as." (Al Kaafi 1/330)
Pengetahuan mereka telah sempurna sejak mereka dilahirkan. Riwayat dari Ya'kub Assiroj, suatu ketika ia masuk ke rumah Abi Abdillah as ia sedang duduk di dekat kepala Abi Hasan Musa saat dia masih bayi, dia berbisik-bisik dengan Abul Hasan lama sekali, aku pun diam hingga mereka berdua selesai berbisik-bisik. Aku pun mendekatinya, lalu ia berkata padaku: "Mendekatlah pada tuanmu berikan salam padanya," maka aku mendekat dan memberi salam, ia (anak) menjawab dengan fasih kemudian ia berkata padaku: "Pulang dan gantilah nama anak perempuanmu yang kamu namai kemarin, nama itu benci oleh Allah." Kemarin aku memberi nama anakku dengan Humaira'.1 (Al Kaafi 1/247)
Bagaimana seorang anak kecil dalam gendongan dapat mengerti nama- nama yang dibenci Allah, termasuk Humaira' ? Dia tidak mungkin tahu jika tidak mendapat wahyu dari Allah. Inilah kekafiran dan kemurtadan. Karena orang yang yakin bahwa ada yang mendapat Wahyu setelah Nabi adalah kafir. Ingat perang Riddah, Abu Bakar Assiddiq memerangi Musailamah Al Kazzab karena dia mengaku mendapat wahyu. Ali ikut dalam peperangan itu bahkan mendapat bagian seorang budak dari rampasan perang, yang akhirnya melahirkan anaknya yang bernama Muhammad ibnu Hanafiyah.
MEREKA DI AJARKAN HAL-HAL YANG GHOIB DARI ALLAH
Sementara Para imam mengetahui seluruh perkara ghoib, tapi menurut mereka Allah tidak memiliki ilmu secara mutlak, tapi Syi'ah berpendapat bahwa Allah bisa saja mengetahui hal baru yang tidak diketahui sebelumnya. Setelah Musa Al Kazim wafat, Allah mengetahui hal baru yang tidak diketahui oleh Allah sebelumnya, Allah tidak pernah disembah dan diagungkan seperti ketika dikatakan bahwa Allah memiliki sifat kebodohan seperti ini (Al Kaafi jilid 1 hal 113)
Karena jika Ilmu Allah itu mutlak maka Dia Maha mengetahui segala sesuatu, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi kemudian.
Dalam Al Kafi jilid 1 hal 263 dikatakan: "Allah mengetahui sesuatu yang baru tentang Abu Ja'far yang sebelumnya (Allah) tidak tahu."Ini berarti Allah bukan Maha Tahu, karena jika Maha Tahu, pasti mengetahui segala sesuatu, tidak ada yang baru diketahui oleh Allah.
Seorang Imam tidak akan wafat sebelum mengetahui siapa penggantinya(Al Kafi jilid 1 hal 18)
Para Imam mengetahui seluruh yang telah terjadi dan yang belum terjadi, tidak ada yang tersembunyi bagi mereka. Inilah perbedaan antara Imam dan Nabi, para Nabi mengetahui kejadian yang lampau dengan wahyu Allah dan tidak mengetahui masa depan kecuali yang diwahyukan dari Allah saja.
Para imam mengetahui kapan mereka mati, merka tidak mati kecuali atas kehendak mereka sendiri.
Diperbolehkan meminta pada selain Allah pada saat saat genting.
Kita dilarang (oleh Syi'ah –ed) mengatakan bahwa Allah memiliki tangan, memiliki wajah, tapi boleh saja mengatakan bahwa Ali bin Abi Tolib adalah wajah Allah.
Dari Abi Abdilah ia berkata: Lalu diperlihatkan api neraka pada mereka, lalu berkata: "Masuklah kalian ke neraka dengan izinku!" Orang pertama yang masuk neraka adalah Muhammad SAW, kemudian diikuti oleh para Ulul Azmi, para pewaris dan pengikutnya, lalu dia berkata pada manusia golongan kiri (Ashabusyimal): "Masuklah ke neraka dengan ijin saya," mereka menjawab: "Ya Tuhan apakah kau ciptakan kami untuk dibakar," ia berkata kepada Ashhabul Yamin: "Keluarlah kalian dari neraka atas ijinku." Api Neraka tidak sedikitpun melukai mereka (Al Kaafi 2/9)
Para sahabat sama merubah Al Qur'an dan melakukan konspirasi.
Hafshah dan Aisyah telah meracuni Rasulullah dan mengumpulkan uang lalu membagi-bagikan pada orang-orang yang membenci Ali. Penduduk Makah
dengan terang-terangan menentang Allah. Penduduk Madinah lebih jelek dari penduduk Makah 70 kali (Al Kaafi 2/301)
Dikatakan juga bahwa bangsa Romawi itu lebih baik dari bangsa Syam karena orang Romawi kafir namun tidak memusuhi Ahlulbait sedang orang Syam kafir dan memusuhi kita (Al Kaafi 2/301).
Penghuni Bungker yang dimulyakan Allah
Imam Mahdi yang bersembunyi dalam Sirdab seharusnya disebut "imam dalam pengasingan" seperti pemerintahan dalam pengasingan, yang memerintah sebuah negeri dari luar negeri tersebut.
Penafsiran yang menyesatkan
Penafsiran yang menyesatkan
Dari Jabir dari Abi Abdillah as tentang penafsiran firman allah
Bahrain, dua laut ,yang bermaksud adalah Ali dan Fatimah
Ali tidak mendholimi Fatimah dan sebaliknya .
Al Hasan dan Al Husain As
PENYELEWENGAN-PENYELEWENGAN SYI'AH RHAFIDHAH.
Ali terbang di atas mega awan
Diriwayatkan oleh Hasyim Albahroni dari Ali As bahwa Ali pernah mengendarai awan terbang berputar mengelilingi tujuh bumi (Madinatul Maajiz 1/542)
Kelompok Yazid bin Muawiyah mendatangi Ali bin Husein, mereka menemukan Ali sedang mengendarai awan (Madinatul Maajiz 4/256)
Juga dari Thoba Thaba'i berkata: Allah telah menguasakan awan pada Ali maka ia berjalan dari dunia timur ke barat (Tafsir Al Mizan 13/372)
Halilintar dan kilat di bawah kehendak dan aturan Ali
Dari Abdillah bin Qoosim bin Sama'ah bin Mihron berkata waktu itu aku berada di dekat Abi Abdillah tiba-tiba langit berkilat dan berpetir, Abu Abdillah berkata: "Petir ini tidak pernah ada kecuali atas perintah teman kalian," Saya berkata: "Siapa teman kita ?" Ia berkata: "Amirul Mu'minin As." (Al Ikhtishos Lil Mufid hal: 327)
Mentalkin mayit menggunakan nama-nama para imam
Hendaknnya mayit itu ditalkin dengan dua syahadat dan menyebut nama-nama imam. Setelah diletakkan di dalam kubur dan sebelum diletakkan bata di lahat dengan mengucapkan: "Wahai fulan anak fulan ingatlah janji pada waktu kamu meninggalkan dunia suatu kesaksian bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah yang maha Esa dan tidak ada yang menyekutukannya dan sesungguhnya Muhammad itu hambamu dan utusanmu dan sesungguhnya Ali adalah pimpinan orang-orang mukmin juga Hasan Husein dan menyebutkan para imam sebagai imam yang memberi petunjuk dan baik-baik." (Anmihayah hal 38)
Yang menyebabkan timbulnya penyakit kusta
Dari Abi Abdillah berkata. Amiril Mukminin berkata: "Janganlah kalian terlentang di pemandian karena akan menyebabkan melelehnya lemak lambung, dan janganlah menggosok-gosok kedua kaki dengan tembikar (keramik) karena akan menyebabkan kusta." (Al Kafi 6/500)
Kekenyangan menyebabkan kusta
Dari Abi Abdillah berkata: "Makan kekenyangan akan menyebabkan sakit kusta." (Al Kafi 6-269)
Mandi menggunakan gayung tembikar dari mesir akan menyebabkan kamu menjadi kehilangan sifat cemburu
Dari Abi Al Hasan Arridho berkata: "......dan berkatalah Nabi saw: Janganlah kalian makan menggunakan tembikar mesir dan janganlah membasuh/mandi dengannya karena menyebabkan hilangnya sifat cemburu." (Al Kafi 6-386)
Membiasakan berada di kamar mandi menyebabkan TBC
Dari Abil Hasan Arridho berkata: "Jagalah dirimu dari membiasakan berada di kamar mandi karena itu akan menyebabkan TBC." (Al Kafi 6/497)
Bersikatan di pemandian akan menyebabkan sakit gigi
Bersikatan di pemandian itu dibenci akan menyebabkan sakit gigi (Man La Yahdhuruhul Al Faqih 1/53)
Makan wortel dapat menghangatkan ginjal dan menegangkan zakar
Demikian diceritakan oleh Al Kulaini dari Abi Abdillah bahwa tersebut di atas dapat menghangatkan lambung, menambah stamina dalam bersetubuh (Al Kafi 6/372)
Minum air di malam hari menyebabkan merahnya air kencing
Dari Abi Abdillah berkata: "Minum air di malam hari sambil berdiri menyebabkan kencing menjadi merah. Sedang berbicara pada waktu bersetubuh akan menyebabkan kebisuan." (Al Kafi 5/498)
Melihat kelamin wanita menyebabkan kebutaan
Makruh melihat kemaluan wanita dan menyebabkan kebutaan (Al Aqil 3/556).
Ramadhan salah satu nama Allah
Sesungguhnya Romadhon termasuk nama Allah (Al Kafi 4/69)
Aduh termasuk nama Allah
Dari Abdillah berkata: "Aduh termasuk salah satu nama Allah. Barang siapa mengucap aduh berarti telah memohon pertolongan-Nya." (Biharul Anwar 8/202)
Nama-nama Malaikat yang aneh
- a. Fitrus, malaikat ini bermaksiat, dalam kisah panjang lebar yang penuh kebohongan, akhirnya setelah mengunjungi kuburan Husain dan berguling-guling di tanahnya terkabullah tobatnya.
- b. Shairshail, di atas kedua pundaknya tertulis kalimat perjodohan cahaya dan cahaya yaitu Ali dan Fatimah.
- c. Malaikat satu lagi bernama Khirqa'il memiliki 18.000 sayap, antara sayap satu dengan yang lainnya berjarak 500 tahun (Al Burhan juz 2 hal 327)
d. Kitab Al Kafi menerangan satu lagi malaikat yang bernama
Mansur, dia masih selalu menziarahi kuburan Husein. Al Kafi jilid 4 hal 583.
Imam Mahdi akan keluar dalam keadaan telanjang
Diriwayatkan dari Athausy wan Nu'mani dari Imam Ridho: "Di antara tanda-tanda keluarnya Imam Mahdi adalah ia tampak telanjang di poros matahari." (Haquul Yaqin hal 347)
Dilarang menyembelih pejantan yang sedang kawin
Kalini berkata: "Rasulullah melarang menyembelih yang sedang naik syahwatnya." (Al Kafi jilid 6 hal 261)
Syarat menyembelih hewan ditambah satu: Tidak sedang naik syahwatnya.
Hati-hati memakai sandal berwarna hitam
Ibnu Babawaih meriwayatkan dari Abi Abdillah sesungguhnya ia telah melihat seorang laki-laki memakai sandal berwarna hitam. Ia berkata: "Jangan pakai sandal berwarna hitam sebab itu menyebabkan lemahnya pandangan mata, menjadikan zakar lembek dan menyebabkan timbulnya kesedihan. Sebaliknya pakailah sandal yang berwarna kuning karena itu akan menyebabkan tajamnya mata, menegangkan zakar dan menghilangkan kesedihan." (Kitabul Hishal juz 1 hal 99)
Mu'jizat kekuatan Ali
Aljzairi meriwayatkan dari Albarosi berkata dan sesungguhnya Jibril telah datang kepada Rasulullah dan berkata: Wahai Rasul tatkala Ali hendak memukulkan pedangnya pada suatu tempat yang luas Allah menyuruh Israfil Mikail untuk menahan lengannya di angkasa agar tidak memukulkan dengan sekuat tenaganya dan membagi kekuatan menjadi dua arah. Satu arah dikenakan pada besi dan yang satu pada tanah. Kemudian Allah menyuruh Jibril agar segera masuk ke bumi untuk menahan agar pedangnya tidak sampai ke dasar bumi agar jangan sampai bumi terbalik karenanya. Aku pun menahannya. Pedang itu lebih berat bagi sayapku dari kota kaum Lut, yang terdiri dari 7 kota. Semuanya kucabut dari bumi ke 7 dan kuangkat hanya dengan 1 bulu dari sayapku, aku tunggu perintah Allah hingga waktu sahur untuk membaliknya, aku tidak merasakan berat seperti berat pukulan pedang Ali bin Abi Tolib.
Pada saat yang sama ada suatu peristiwa ketika benteng pertahanan dapat dijebol dan para wanitanya di tahan. Diantara wanita itu ada yang namanya Shafiyah, dia adalah anak penguasa benteng tersebut, datang dengan luka di wajahnya. Nabi bertanya kepadanya. Ia berkata pada waktu Ali datang ke benteng dan kesusahan untuk menembusnya, maka Ali naik ke menara benteng dan menggoyangkannya. Maka tergoyanglah semua benteng dan jatuhlah semua yang ada, saat itu saya berada di atas tempat tidurku, lalu aku jatuh oleh goncangan itu dan tertimpa tempat tidurku. Nabi berkata: "Wahai Shafiyah waktu Ali marah dan menggoncang benteng, Allah marah karena marahnya Ali lalu Allah menggoncangkan langit dan bumi." dan malaikat ketakutan jatuh tersungkur. Inilah keberanian ilahi. Saat akan membuka pintu benteng Khoibar, pada malam hari sebelumnya 40 orang saling bantu membantu untuk menutup pintu benteng, saat Ali masuk ke benteng, perisainya jatuh karena tak kuat menahan sabetan pedang. Lalu Ali mencabut pintu dan menjadikan pintu benteng itu menjadi perisainya hingga Allah memberikan kemenangan. (Al Anwar Anu'maniyah, karangan Ni'matillah Aljazaairi)
Ali membelah Sungai Eufrat dengan menggunakan batang kayu
Ketika Ali kembali dari Perang Shifin, ia berbicara dengan sungai Eufrat, maka berguncanglah Eufrat dan terdengar suaranya mengucapkan dua Kalimah Syahadat dan pengakuan bahwa Ali adalah khalifah. Riwayat lain menyebutkan, Ali melibaskan kayu ke Sungai Eufrat. Memancarlah air dan ikan-ikan sama memberi salam dan mengakui bahwa bahwa Ali adalah hujjah. (Zainuddin, Kitab Shiraathal Mustaqim 1/20)
Bagaimana bisa tahu bahwa semangka itu pro Ahlul bait atau benci Ahlul bait.
Dari Hamzah bin Muhammad Al Alawi dari Ahmad bin Muhammad Alhamdani dari Mundzir bin Muhammad dari Husain bin Muhammad dari Sulaiman bin Ja'far dari ayahnya dari ayahnya dari ayahnya dan ayah kakeknya berkata bahwa: Amirul mukminin mengambil sebuah semangka dan memakannya; namun rasanya pahit maka lantas melemparkan sambil berkata hancurlah dan menjauhlah. Amirul mukminin ditanya ada apa dengan semangka ? dia mejawab Rasul bersabda bahwa Allah telah mengambil perjanjian untuk mencintai Ahlul bait dari setiap hewan dan tumbuh-tumbuhan. Buah mana saja yang menerima perjanjian dan melaksanakannya maka akan terasa manis, dan yang menolak akan terasa pahit.
Dengan ini kita dapat mengenal mazhab setiap buah.
Seekor burung yang keluar dari lobang hidung
Dari Abi Abdillah berkata: Barangsiapa bersin meletakkan tangan di belakang hidungnya kemudian berkata: "Segala puji bagi Allah Robbul Alaimin, Segala Puji Bagi Allah, aku memujinya dengan pujian yang banyak, yang layak bagi Allah yang Maha Terpuji, Sholawat dan salam pada Nabi yang Ummi beserta keluarganya," maka keluarlah seekor burung kecil sebesar lalat dari lubang hidung kiri dan terbang ke Arsy memintakan ampun pada orang tersebut sampai hari kiamat. (Al Kaafi 2/481)
Allah menyuruh dua syetan menjaga orang yang membaca ayat Kursi
Dari Abi Abdillah berkata: "Barang siapa menjelang tidur membaca tiga kali ayat kursi dan ayat yang ada di Ali Imran, (Allah bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia, begitu juga malaikat, dan ahli ilmu... ayat 18), ayat Sukhroh dan ayat Sajdah maka Allah menyuruh dua syetan untuk mengamankannya dari godaan- godaan para syaitan-syaitan jahat." (Al Kaafi 2/392)
Qisah Ufair keledai Rasulullah
Amirul mukminin berkata: Binatang yang pertama mati setelah Nabi wafat adalah Ufair keledai Rasulullah, mati sesaat setelah Rasulullah wafat ia memotong tali pengikatnya kemudian lari sampai dekat sumur Bani Khuthomah di Quba' dan menceburkan dirinya ke dalam sumur yang sekaligus menjadi kuburannya. Keledai itu mengatakan pada Nabi: Ayahku menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, dari ayahnya bahwa dia bersama Nabi Nuh di kapal. Lalu Nuh berdiri menghampiri keledai itu serta mengusap punggungnya lalu mengatakan akan lahir dari perut keledai ini, seekor khimar yang akan menjadi kendaraan Rasul akhir zaman. Ufair berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku keledai itu." (Al Kaafi 1/184)
Hasan berbicara dengan 70 juta bahasa
Dari Abi Abdillah, sesungguhnya Al hasan berkata: "Allah punya dua kota, satu di timur satunya di barat. Kota-kota itu memiliki 70 juta. Satu sama lain berbicara dengan bahasa yang tidak sama dan Saya memahami semua bahasa itu." (Al Kaafi 1/384-385)2
Makan tanah/Debu kuburan Husein dapat menyembuhkan segala macam penyakit
Dari Abil Hasan ia berkata: "Setiap tanah itu haram seperti bangkai, darah, daging babi, kecuali tanah kuburan Al Husein karena tanah itu dapat menyembuhkan segala penyakit, dapat memberikan rasa aman (dari –ed) rasa yang menakutkan, asal jangan banyak-banyak." (Al Kaafi 3/378)
Dalam kitab Mafatihul Jinan disebutkan, pandapat yang terkenal menyebutkan bahwa dilarang secara mutlak memakan tanah dan pasir kecuali tanah pekuburan Husein yang suci dalam rangka berobat mencari kesembuhan dengan memakannya, itu pun tidak lebih dari sebesar kacang. Yang lebih hati- hati, adalah tidak memakan tanah tersebut lebih besar dari biji Adas. Lebih baik lagi, memakannya dengan meletakkan tanah itu dalam mulutnya lalu minum seteguk air dan berdo'a: "Ya Allah jadikanlah tanah ini membuat saya mendapat rizkiyang luas, Ilmu yang bermanfaat dan kesembuhan dari segala penyakit." (Kitab Mafatihul Jinan 547)
Makan tanah dapat menyebabkan kemunafikan (rupanya inilah sebab munculnya taqiyah)
Dari Abi Abdillah berkata: "Makan tanah dapat menimbulkan kemunafikan." (Al Kafi jilid 2 hal 265)
Dari Abu Ja'far berkata: "Perangkap setan yang terbesar adalah makan tanah, yang dapat menyebabkan penyakit dan membangkitkan penyakit yang tersembunyi. Barang siapa memakan tanah lalu menjadi lebih lemah dari sebelum makan tanah, dan lemah tidak dapat beramal seperti sebelum dia makan tanah, akan dihisab antara periode kuat dan lemahnya dan akan diazab dengannya." (Al Kafi jilid 6 hal 266)
Obat penyakit mata
Bertawassul pada Allah dengan Imam Musa Al Kazim dapat menyembuhkan penyakit mata (Al Baqiyat Assolihat hal 745, edisi gabungan dengan kitab Mafatihul Jinan)
Nama-nama hari adalah nama-nama Rasul dan Ahlul bait
Sabtu adalah Nama Rasulullah SAW dan Ahad adalah nama Ali Amirul Mukminin, dan Al Isnain Hasan Husein dan Thulathaa Ali bin Husein Muhammad bin Ali Ja'far bin Muhammad as. Arbia nama Musa bin Ja'far Ali bin Musa Muhammad bin Ali dan Saya. Khomis nama kedua anak Husein, Jumat adalah nama cucuku dan pada hari itu orang pembawa kebenaran akan berkumpul (Mafatihul Jinan 86)
Tapi mereka menerangkan bahwa nama Al Ahad adalah salah satu nama Allah (Wasailu Syi'ah 1/350)
Siapa Makan keju setiap awal bulan dikabulkan apa yang menjadi keinginannya
Barangsiapa membiasakan makan keju di awal bulan hampir tidak pernah ditolak apa yang diinginkannya (Mafaatihul Jinan 366)
Obat lupa?
Hendaklah membiasakan makan kismis sebelum memakan apa pun di pagi hari, dan menjauhi makanan yang menyebabkan lupa yaitu makan apel yang kecut, kabzarah hijau, keju, kencing di air yang tenang, berjalan diantara dua wanita, menjatuhkan kutu hidup, melihat orang yang disalib, berjalan antara kereta dan unta (Mafaatihul Jinan 802)
Al Kulaini berkata: Makan apel dan ketumbar menjadikan lupa (Al Kaafi 6/366)
Makan delima termasuk amalan yang dianjurkan di Hari Jumat
Hendaklah makan Delima seperti halnya dilakukan Assodiq setiap malam Jumat dan sebaiknya dimakan menjelang tidur, sebab barangsiapa memakannya menjelang tidur di rumah, maka aman sampai pagi hari. Barang siapa memakan buah delima hendaknya menaruh sapu tangan di bawahnya agar bijinya tidak jatuh ke mana-mana, mengumpulkan biji dan memakannya, juga pada saat menyantap delima jangan sampai mengajak orang lain (Mafaatihul Jinan 60)
Termasuk amalan hari jum'at makan Delima di pagi hari sebelum makan sesuatu dan tujuh daun Andewi sebelum matahari condong. Dan barangsiapa makan Delima pada malam hari maka hatinya terang selama 40 hari. Bila makan dua buah delima maka hatinya akan terang selama 80 hari, barang siapa memakan 3 buah maka hatinya akan menjadi terang selama 120 hari dan aman dari godaan Syetan. Barang siapa tidak digoda setan maka dia tidakakan bermaksiat, barang siapa tidak bermaksiat maka Allah akan memasukkannya ke dalam Sorga (Mafaatihul Jinan 63)
Yang dapat menambah rizki
Diantara yang dapat menambah penghasilan/rizki adalah mencukur kumis, memotong kuku. Hal itu juga menyebabkan aman dari gila, kusta dan lepra (Mafaatihul Jinan 63 – 64)
Imam Al Hasan dapat berbicara dengan semua bahasa
Dari Abi Hamzah Nashir Al Khodim berkata: Berkali-kali saya mendengar Abu Muhammad berbicara dengan anak laki-lakinya dengan bahasa-bahasa mereka ada Turki, Rum, Slavia, Ali berkata sesungguhnya Allah telah memberikan imam berbagai macam bahasa dan pengetahuan tentang nasab dan peristiwa-peristiwa (Al Kaafi 1/426)
Al Husain menyusu dari jari-jari dan lidah Nabi
Dari Abi Abdillah ia berkata: Bahwa Husain tidak pernah menyusu dari Fatimah ibunya dan dari wanita-wanita lain, melainkan dibawa kepada Nabi lali cukup untuk dua/tiga hari (Al Kaafi 1/386)
Mereka orang-orang Syi'ah tidak percaya bahwa Abu Hurairah telah meriwayatkan Hadist dari Nabi sebanyak 6000 hadits, adapun Al Hasan mampu berbicara 70 juta bahasa, sementara kita tahu bahwa jumlah bahasa di dunia ini tidak sampai segitu walau harus ditambah dengan bahasa serangga, malaikat memiliki 24 wajah, Fatimah berbeda dengan wanita biasa dan tidak pernah Haidh, Nabi menyusu pada Abu Thalib, bukannya Ummu Thalib, Husein menyusu pada jari Nabi, semua ini masuk akal bagi Syi'ah.
Demikian, orang Syi'ah heran karena Nabi Musa menampar malaikat, serta mereka menghukumi nas nas Ahlussunah persis seperti para orientalis yang tidak berakal. Lalu bagaimana dengan Nabi yang menyusu dari Abu Thalib dan Husein yang menyusu dari jari-jari Nabi ?
Orang-orang Syi'ah akan bertanya padamu, siapa yang berkata padamu bahwa kami percaya dan menerima seluruh riwayat yang ada di Kitab Al Kaafi padahal di dalamnya ada yang shahih ada juga yang dho'if?
Jawabannya: Pertama, hal ini bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh para ulama Syi'ah bahwa isi kandungan Al Kaafi sangat mutawatir sangat pasti kebenarannya, serta merupakan kitab terbaik di antara 4 kitab utama mazhab Syi'ah.
Kami Ahlussunnah telah meneliti sumber aqidah kami, jika sebuah riwayat benar-benar diriwayatkan dengan sanad yang bersambung sampai Nabi dan dengan perowi dipercaya maka kami terima dan kami tidak akan perduli dengan siapa saja yang tidak suka. Adapun kalian wahai para kaum Syi'ah. Apa yang kalian nantikan. Kalian tulis Kitab Al Kaafi lebih 1000 tahun. Kenapa tidak kalian cek sanadnya ? Inilah hal yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh Syi'ah.
Nabi menyusu pada puting pamannya Abu Thalib
Dari Abi Abdullah berkata: "Ketika Nabi dilahirkan, berhari-hari Nabi tidak minum susu, maka Abu Thalib sendiri yang menyusui Nabi dengan susunya. Allah menurunkan air susu lewat Abu Thalib sampai kemudian dilanjutkan oleh Halimah Sa'diyah." (Al Kaafi 1/373)
Nabi Danial mengancam Allah untuk melakukan perbuatan maksiat
Dari Abi Ja'far ia berkata: Sesungguhnya Allah telah menyuruh Nabi Dawud a. s. agar menemui hambaNya Danial dan berkata padanya: "Wahai Danial, kamu telah melakukan kesalahan tiga kali dan Aku (Allah) telah mengampuninya bila kesalahan itu kau ulang yang keempat kalinya maka tidak Ku ampuni."
Kemudian Danial berdoa pada Allah pada waktu sahur: "Demi KeagunganMu sungguh bila engkau tidak mau menjagaku dari perbuatan dosa, maka aku pasti berbuat durhaka, berbuat durhaka, berbuat durhaka." (Al Kaafi 2/316)
Bagaimana mereka orang-orang Syi'ah itu percaya atas terlindunginya Imam dari dosa dan kesalahan padahal kita saksikan sendiri bagaimana buku induk pegangan syi'ah mencela para Nabi seperti yang kita baca barusan, yang mengisahkan keberanian Nabi Danial pada Allah dengan berkata "sungguh aku akan berbuat maksiat".
Obat sakit perut
Seseorang berkata pada Amirul mu'minin: "Wahai Amirul Mu'minin, di perut saya ada cairan kuning, apakah penyakitku ini dapat disembuhkan ?" Ali menjawab: "Tulislah di perutmu ayat kursi, lalu siramkan air itu pada perutmu dan minumlah air itu, dan jadikan air itu sebagai jimat di perutmu, maka dengan izin Allah sakit di perutmu akan sembuh. Lalu si penanya melakukan apa yang diajarkan Amirul Mu'minin dan benar-benar sembuh." (Al Kafi jilid 2 hal 457)
Apa yang harus diucapkan sehabis tertawa terbahak-bahak
Abi Ja'far berkata: "Bila kau telah selesai tertawa terbahak-bahak berdoalah: Ya Allah janganlah kau memurkaiku." (Al Kaafi 2/487)
Bacaan Shalawat terhadap keluarga Nabi membuat seseorang tidak perlu lagi berdoa pada Allah
Dari Abi Abdillah berkata: "Bagi seseorang hamba yang punya kepentingan kepada Allah, sanjunglah Allah, baca Sholawat pada Nabi dan keluarganya sampai lupa kepentingannya, maka Allah akan memberikan tanpa harus memintanya." (Al Kaafi 2/363)
Dua cahaya yang menikah
Dari Abi Hasan: Suatu ketika Rasulullah SAW sedang duduk. Tiba-tiba datang malaikat dengan 24 wajah, maka lantas Rasul bertanya: "Wahai Jibril, aku belum pernah melihatmu seperti ini." Malaikat berkata: "Wahai Muhammad, Allah mengutusku untuk menjodohkan 2 cahaya." Nabi bertanya siapa 2 cahaya itu ? Malaikat menjawab: "Fatimah dengan Ali" ...setelah malaikat menoleh tiba-tiba Nabi melihat di punggung Malaikat terdapat tulisan "Muhammad utusan Allah dan Ali adalah penggantinya." Rasul bertanya sejak kapan tulisan ini ada, malaikat menjawab semenjak 22 ribu tahun sebelum Allah menciptakan Adam. (Al Kaafi 1/383)
Inilah Imamah, masalah yang maha penting hingga tertulis di punggung malaikat sejak 22 ribu tahun sebelum diciptakannya Adam, tapi sayang, tidak ada satu ayat pun dalam Al Qur'an yang dengan jelas mengatakan bahwa Ali adalah pengganti Rasulullah.
Tafsir model baru
Dalam Tafsir Al Mizan jilid 19, Nurutsaqalain jilid 5 hal 197, Tafsir Al Qummi jilid 2 hal 345, ketika menerangkan makna ayat Ar Rahman ayat 19 "dua laut yang bertemu" yaitu Ali dan Fatimah.
Fatimah terjaga dari menstruasi
Dari Abi Hasan berkata: "Sesungguhnya putri-putri para Nabi itu tidak pernah menstruasi." (Al Kaafi 1/381)3
Dari Abi Ja'far berkata: "Ketika Fatimah dilahirkan, Allah mengutus malaikat untuk menggerakkan lisan Muhammad agar memberi nama Fatimah, kemudian berkata: Saya telah menyapihmu dengan ilmu dan membebaskanmu dari datang bulan." Abu Ja'far berkata: "Demi Allah, Allah telah membebaskan Fatimah dari datang bulan sejak Allah mengambil perjanjian dari semua makhluk." (Al Kaafi 1 / 382)
Perbedaan antara siang dan malam dalam pelaksanaan had
Ali berkata: "Saya bepergian bersama Rasulullah, tidak ada pelayan selain saya, di malam hari kami tidur bertiga di bawah satu selimut, Nabi tidur di antara saya dan Aisyiyah dalam satu selimut itu karena Nabi tidak memiliki selimut lain. Ketika hendak sholat malam, Rasul bangun dan meletakkan selimutnya sampai selimut tersebut menyentuh kasur." (Biharul Anwar jilid 40 hal 1, jilid 38 hal 297 dan 314). Padahal mereka telah meriwayatkan dari Abi Abdillah terhadap seorang pemuda yang tidur seselimut dengan seorang wanita, maka keduanya dijilid (dicambuk –ed) 100 kali (Al Kaafi 7/182). Akan tetapi Allamah Majlisi membedakan antara siang dan malam dimana, bila ditemukan seorang laki-laki dan perempuan dalam satu selimut di malam hari maka tidak ada hukuman hudud. Adapun pada siang hari, maka dihukum dengan hukuman hudud (Biharul Anwar 76/94)
Perebutan posisi imam di antara mereka yang maksum terbebas dari dosa
Syi'ah Rafidhah dalam menetapkan Imam mereka menggunakan cara- cara sulap, magic dan berbagai kebohongan-kebohongan. Jika memang telah ada nas atau ketetapan penunjukan mereka, maka mustahil para imam itu membuktikan status keimamannya dengan sihir, sulap dan debus.
Al Imam Zainul Abidin
Seorang wanita Syi'ah berkata: "Saya menemui Ali bin Husein. Umur saya sudah sangat tua + 113 tahun. Badan saya pun telah gemetaran. Saat itu saya lihat ia baru sholat dan sibuk dalam beribadahnya. Aku mersa putus asa, tidak akan dapat menemuinya. Tiba-tiba ia menunjuk saya dengan jari telunjuknya, dan tiba-tiba aku kembali muda." (Al Kaafi 1 / 347)
Al Imam Husein
Orang Syi'ah bercerita: Tatkala Husein dibunuh, Muhammad Ibnul Hanifah diutus untuk menemui Ali Ibnul Husein. Ia berkata padanya: "Ayah telah dibunuh. Sholatkanlah ayahmu. Saya ini pamanmu dan wakil ayahmu, aku dilahirkan lebih dulu, lebih tua, maka aku lebih berhak menasehatimu. Maka janganlah kamu membantahku dan mempermasalahkan imamah, wasiat dan lain-lain."
Ali bin Husein menjawab: "Mari kita selesaikan masalah ini di dekat Hajar Aswad, kita tanyai dia dan kita jadikan Hajar Aswad sebagai penengah di antara kita." Pergilah mereka berdua ke tampat Hajar Aswad di Ka'bah. Sesampai di sana Ali menyuruh Muhammad agar segera berdoa agar Allah berkenan menjadikan Hajar Aswad dapat berbicara, lalu tanyailah Hajar Aswad itu. Maka Muhammad segera memohon pada Allah dengan sungguh-sungguh dan penuh kekhusyu'an. Tapi Hajar Aswad tetap diam seribu bahasa. Kemudian Ali berdoa, dan tiba-tiba (Hajar Aswad) bergerak dan hampir jatuh dari teampatnya, dan Hajar Aswad berbicara dengan bahasa Arab fasih: "Ya Allah sesungguhnya wasiat dan Imamah itu pada Ali Ibnul Husain." (Al Khaafi 1/348)
Imam Musa bin JafarDiceritakan dari Musa bin Ja'far, saat terjadi perebutan dengan saudaranya yang lebih tua yang bernama Abdullah (anak Imam Ja'far yang tertua) dalam masalah Imamah. Musa menyuruh mengumpulkan kayu bakar di tengah rumahnya lalu ia menyuruh Abdullah datang ke rumah. Sampai di rumah ternyata dalam rumah Musa sedang duduk bersama beberapa orang Imamiyah (bermazhab syi'ah). Setelah Musa duduk di dalam rumah, dia menyuruh seseorang untuk melemparkan Api ke arah kayu. Maka terbakarlah kayu tersebut. Sebentar kemudian kayu menjadi bara. Kemudian Musa duduk di atas bara, dan memulai berbicara sesaat dengan para orang-orang. Kemudian berdiri dan mengibas-ngibaskan pakaiannya dan kembali pada majelis dan berkata pada saudaranya Abdullah: "Bila engkau mengira bahwa engkau yang berhak yang menjadi Imam setelah ayahmu. Maka duduklah di tempat itu (di atas api)" (Kasyful Ghummah karangan Arbali jilid 3 hal 73)
Kulaini mengisahkan cerita yang lain untuk membuktikan bahwa Musa bin Ja'far lebih berhak dari saudara-saudaranya yang lebih tua untuk menjadi imam: Pada suatu ketika ada seseorang datang ke Musa bin Jafar dan bertanya tentang Imam: "Siapakah sebenarnya yang menjadi imam ?" Musa ia berkata: "Bila aku memberi tahu apakah kau akan menerima ?" Ia berkata: "Ya saya menerima." Musa ia berkata: "Dia adalah aku." Ia berkata: "Adakah sesuatu yang dapat membuktikan bahwa anda adalah Imam ?" Musa ia berkata: "Pergilah ke pohon itu, katakan kepadanya, bahwa Musa menyuruhnya agar pohon itu datang menghadap Musa." Ia berkata: "Saya mendatanginya dan menyaksikannya benar-benar telah berjalan pelan-pelan sampai ke hadapan Musa. Lalu Musa menyuruh pohon itu kembali." (Ushulul Kafi 1/253)
Al Imam Muhamad bin Ali Aridho
Syi'ah Rofidhoh menetapkan Muhamad bin Ali Aridho sebagai Imamnya. Suatu hari ada seseorang yang datang ingin menanyakan suatu perkara namun orang tersebut malu mengutarakannya. Muhamad bin Ali berkata: "Saya akan memberitahukanmu tentang yang akan kau tanyakan, pasti kamu ingin bertanya tentang imam ?" "Ya. Demi Allah." Imam berkata: "Imam itu adalah saya." Aku berkata: "Apakah anda memiliki bukti ?" Di tangan Imam ada sebuah tongkat lalu tiba-tiba tongkat itu berbicara: "Sesungguhnya tuanku ini adalah Imam dan hujjah di zaman sekarang ini." (Ushul Al Kafi 1/353)
Demikian, kaum syi'ah telah membantah kaedah mereka sendiri, bahwa Imam selalu ditunjuk oleh nas dan ditunjuk oleh imam sebelumnya. Tapi di sini para imam itu membuktikan bahwa diri mereka adalah imam yang sebenarnya dengan sulap.
Catatan kaki:
- Humaira' adalah nama panggilan Aisyah –radhiallahu 'anha- istri Nabi –shallallahu 'alaihi wa sallam
- Sebagian orang berteriak-teriak keheranan karena Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi 6000 riwayat, tapi diam saja dan percaya bahwa Hasan dapat berbicara dengan 70 juta bahasa.
- Ini menyalahi fitrah manusia, kecuali memang mereka bukan manusia.
Diposting oleh
Penyejuk Hati
di
03.49
Revolusi Hijau Iran: Made in America
Revolusi Hijau Iran: Made in America
Iran's Green Revolution: Made in America?
No way, no how
by Justin Raimondo, June 22, 2009
by Justin Raimondo, June 22, 2009
The Iranian events have produced a veritable flood of commentary, most of which tells us more about ourselves than it does about what is really going on in the land of the Persians.
On the one hand, we have the cheerleaders - Andrew Sullivan comes to mind - who uncritically support the student-led "Green Revolution," and are now demanding... what?
Well, with Sullivan it's not so clear: one minute he's telling us the U.S. ought to withhold any kind of recognition of Iranian "President" Mahmoud Ahmadinejad, and the next he's hailing President Barack Obama for his restraint in not declaring all-out support for the Green Wave. His teetering between these two positions is reflected in the actions of his idol, our sainted president, who, on the one hand, initially refused to say anything much beyond hoping the crisis could be abated without resort to violence, and then - under pressure from Hillary and Joe Biden - issued a much stronger statement, calling for "justice," quoting Martin Luther King, and ending with a conjuration of some of that old-time Sixties rhetoric: "The whole world is watching." As indeed it is.
As a statement of concern, Obama's message to the Iranians could have been a lot worse: he might have issued a not-so-veiled threat, and even pulled back from his election promise of meeting with Iranian officials without preconditions to negotiate the nuclear issue. This he did not do, and so we - at least those of us who anticipate with horror the prospect of war with Iran - can breathe a sigh of relief.
Gambar: www.motleymoose.com
On the other hand, one has to wonder why it was necessary to say anything at all, beyond what had already been said: why is it that American chief executives feel compelled to pontificate on all matters, large and small, especially in this case? Everyone knows what Obama - and most Americans - feel and hope for when it comes to the Iranian crisis: he's hoping Ahmadinejad is gone, replaced by his chief challenger, former prime minister Mir Hossein Mousavi, a veteran of the 1979 Iranian revolution, and - up until now - a mainstay of the regime. No statement beyond Obama's first response was necessary, and one gets the impression the president allowed himself to be pushed into it, against his better judgment.
In any case, the cheerleaders have been getting louder as the protests continue and blood is shed: leading the charge are our old "friends," the neoconservatives, most of whom had been keeping a low profile (except on the op-ed page of the Washington Post). After the humiliation of having been proved totally wrong about Iraq, relative silence was the only viable option, at least for the moment.
Prompted by the Iranian turmoil, however, they have come out of hiding to claim an ersatz vindication. After all, didn't they say that the "liberation" of Iraq would spark revolutions across the region, and specifically in Iran? Well, yes, but to attribute the Green Revolution to the presence of 120,000 American soldiers to the south, and more to the east in Afghanistan, is Bizarro World logic, at best.
The fact that Iran is nearly surrounded by enemies empowers and emboldens the hard-liners - Ahmadinejad's faction - and cripples the opposition with a rather large albatross hung 'round its neck: the suspicion that they are a fifth column, agents of the Yankees and the hated Brits. Ahmadinejad and his supporters are now taking this line, including the supreme leader, Khamenei, who - in a weird, rambling speech - labeled them "terrorists," demanded an end to the demonstrations, and warned that failure to get with the program will end badly for the protesters.
Insofar as America's impact on events in Iran is concerned, it's a lot closer to the truth to say it was the Obama effect, rather than the "axis of evil" rhetoric, that loosened up the Iranian status quo enough to cause a split in the ruling elite and pit the moderates - Mousavi, Rafsanjani, the Ayatollah Montazeri - against Khamenei and his ally, Ahmadinejad.
The military threat to Iran posed by the presence of American troops in large numbers right across the border strengthens the Ahmadinejad faction, and it's only the prospect of a U.S. withdrawal from Iraq that depressurizes the situation. There have been signs that the military is acting to protect the demonstrators from the Basij and other pro-Ahmadinejad paramilitary gangs, such as Ansar Hezbollah (not the Lebanese outfit, but a homegrown Persian hard-liner militia). This development - not yet fully unfolded - directly threatens the stability of the present regime and calls into question the authority of the supreme leader.
Khamenei's legitimacy has already been undermined, perhaps fatally, by his ridiculous assertion that the election "results" amounted to a "divine assessment." If there is a divine assessment of Khamenei's role in all this, he'll wind up smack dab in the midst of the fires of Gehenna - and, if this goes on much longer, perhaps a lot sooner than he or anyone else thinks.
Although Flynt and Hillary Leverett think otherwise, there seems little doubt that the election results announced by the regime were completely fake. As one Iranian woman contemptuously remarked: "They didn't even bother to count the votes. They just made it all up." Indeed they did, as this statistical analysis proves.
Gambar: www.urbanministry.org
The devil, it appears, is in the last two digits of the numbers provided by Iran's Interior Ministry, broken down by province. While the last two digits don't usually make the difference and are considered "random noise," as statisticians Bernd Beber and Alexandra Scacco put it:
"But that's exactly why they can serve as a litmus test for election fraud. For example, an election in which a majority of provincial vote counts ended in 5 would surely raise red flags. Why would fraudulent numbers look any different? The reason is that humans are bad at making up numbers. Cognitive psychologists have found that study participants in lab experiments asked to write sequences of random digits will tend to select some digits more frequently than others."
So what about Ahmadinejad's "landslide"?
"The numbers look suspicious. We find too many 7s and not enough 5s in the last digit. We expect each digit (0, 1, 2, and so on) to appear at the end of 10 percent of the vote counts. But in Iran's provincial results, the digit 7 appears 17 percent of the time, and only 4 percent of the results end in the number 5. Two such departures from the average - a spike of 17 percent or more in one digit and a drop to 4 percent or less in another - are extremely unlikely. Fewer than four in a hundred non-fraudulent elections would produce such numbers."
It gets worse, however, for the Ahmadinejad camp once we get into the frequency of adjacent numbers, which, apparently, human beings also have a penchant for when asked to generate random digits:
"On average, if the results had not been manipulated, 70 percent of these pairs should consist of distinct, non-adjacent digits.
"Not so in the data from Iran: Only 62 percent of the pairs contain non-adjacent digits. This may not sound so different from 70 percent, but the probability that a fair election would produce a difference this large is less than 4.2 percent. And while our first test - variation in last-digit frequencies - suggests that Rezai's vote counts are the most irregular, the lack of non-adjacent digits is most striking in the results reported for Ahmadinejad."
Mathematics is an exact science, unlike politics, which is not a science at all, but statistical proofs don't deter dogmatists, i.e., people whose minds are already made up and whose agenda is going to be pursued no matter what the facts are. And while the numbers don't lie, governments do. This is particularly true of repressive regimes, such as the one presently lording it over the Iranian people, and yet there are some who defend the election "returns" reported by the Ahmadinejad-controlled Interior Ministry - in spite of a strong statement by some ministry employees who explicitly accused the regime of committing a massive fraud.
Imagine if the same thing happened in the U.S. - the uproar would preclude even an attempt to defend such a clumsy fabrication. Yet the Leveretts have no problem with this, averring that the regime's accusers have "no evidence" of election fraud. I guess those Interior Ministry employees - or, perhaps, ex-employees - don't count. Nor does the statement by Ayatollah Mesbah Yazdi, Ahmadinejad's spiritual mentor, issued right before the election, that rigging the vote would be okay, as long as it was for a good cause.
The Leveretts make some valid points. Yes, Western commentators preferred Mousavi. Yes, "they were oblivious - as in 2005 - to Ahmadinejad's effectiveness as a populist politician and campaigner." They're right that Ahmadinejad cleaned Mousavi's clock in the televised presidential debate, where the pious son of a blacksmith accused his opponent of being part of Iran's pervasive culture of corruption. The average Iranian really identifies with this kind of rhetoric, and Ahmadinejad no doubt enjoyed a surge of support that was missed by most Western commentators.
Yet the Leveretts ignore the atmospherics that accompanied the announcement of Ahmadinejad's "victory." As the indispensable Pepe Escobar describes the sequence of events:
"Phones, SMS, text messaging, YouTube, political blogs, opposition websites, foreign media websites, all communication networks, in a cascade, were shutting down fast. Military and police forces started to take over Tehran's streets. The Ahmadinejad-controlled Ministry of Interior - doubling as election headquarters - was isolated by concrete barriers. Iranian TV switched to old Iron Curtain-style ‘messages of national unity.' And the mind-boggling semi-final numbers of Ahmadinejad's landslide were announced (Ahmadinejad 64%, Mousavi 32%, Rezai 2%, and Karroubi less than 1%."
Supporters of reformist Mirhossein Mousavi have adopted green as their campaign’s color.
Ahmadinejad supposedly won a majority of the votes in Tehran, where he is clearly hated. Leverett fails to mention this, although he does mention the Azeri issue. Much has been made of Mousavi's big loss in Azeri areas, since he is an Azeri, and the Leveretts take out after this talking point with alacrity. Well, they aver, Ahmadinejad speaks fluent Azeri and made a special appeal to that ethnic group, which seems plausible. However, what doesn't seem so plausible is the fate of the other reform candidate, Karroubi, who supposedly lost in Oligudarz, his hometown. According to the Interior Ministry's numbers, Karroubi lost his native province of Lorestan, and, says Escobar, "had less votes than volunteers helping in his campaign"!
Ahmadinejad, according to the official numbers, also took Kurdistan, one of Karroubi's bastions of support. The official numbers, however, have Karroubi getting about 1 percent of the vote. Another suspicious detail: the ultra-conservative candidate, Rezai, is from Khuzestan, yet he was supposedly beaten by Ahmadinejad here, too.
The Leveretts don't address these odd anomalies, but - in the fantastical context of the Interior Ministry's numbers - they aren't anomalies, because, as Escobar points out,
"Everywhere, all over the country, Ahmadinejad got between a steady 66% and 69%, no matter the region, no matter the predominant ethnic group, no matter the demographics."
How they arrived at the official numbers* over at Iran's Interior Ministry is anybody's guess. It's just another indication of their supreme incompetence that they couldn't even cobble together a semi-plausible lie. Their manipulation of the vote is so painfully obvious that it boggles the mind: how in the name of Allah the most merciful did they imagine they'd get away with it? They likely didn't care, yet they clearly didn't expect such an outburst of popular rage. They thought they could contain it. They were wrong.
Now we have the final verdict on the Interior Ministry's numbers, coming from the Iranian government itself:
"Iran's Guardian Council has admitted that the number of votes collected in 50 cities surpass the number of those eligible to cast ballot in those areas.
"The council's Spokesman Abbas-Ali Kadkhodaei, who was speaking on the Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB) Channel 2 on Sunday, made the remarks in response to complaints filed by Mohsen Rezai - a defeated candidate in the June 12 Presidential election.
"‘Statistics provided by Mohsen Rezai in which he claims more than 100% of those eligible have cast their ballot in 170 cities are not accurate - the incident has happened in only 50 cities,' Kadkhodaei said."
Yeah, that Rezai character is such a drama queen! What's he getting so excited about? After all, as Kadkhodaei assures us, "it has yet to be determined whether the amount is decisive in the election results." Oh, well, then, never mind! Move along - nothing to see here!
Gambar: newsbizarre.com
Backed into a corner, Ahmadinejad and his supporters are playing their trump card, and that is labeling the demonstrators "terrorists." In their typically incompetent fashion, however, they're accusing Mousavi of being a "criminal" in league with a tiny cultish "opposition" group known as the Mujahedin-e Khalq (MEK). I've written about these jokers at length, and you can refer to those pieces for more information, but suffice to say here that they have next to zero support in Iran. Indeed, their main base of support seems to be in Washington, D.C., where the more perfervid neocons have been agitating for the U.S. government to take MEK off the State Department's list of terrorist organizations (where they've been ever since they bombed U.S. offices in Iran before the Revolution and killed and injured several U.S. citizens). The neocons, in their heyday during the Bush years, were pushing to use MEK the way they used Ahmed Chalabi and his Iraqi National Congress (INC) - those "heroes in error" who infamously lied us into war and ripped us off (in more ways than one) in the bargain. Significantly, MEK has been "credited" with funneling the same sort of phony evidence of Iranian "weapons programs" that the INC stove-piped to the Bush White House in the runup to war with Iraq.
The Ahmadinejad-Khamenei faction is calling this just another U.S.-engineered "color revolution," created and controlled by the Americans, and, unfortunately, some libertarians - in an excess of anti-interventionist zeal - are taking exactly the same line. Writing on the blog of LewRockwell.com, Daniel McAdams - a great guy, who has written for Antiwar.com and done good work for the anti-interventionist cause - asks "Who put the green in the Green Revolution?" His answer: "The United States, of course."
The demonstrators, you see, have adopted the color green as their theme, and so it must be a "color revolution" along the lines of those seen in the former Soviet bloc. What is the evidence for this?
Well, it seems that last year congressional leaders approved $400 million to effect regime-change in Iran, "plenty of lead time" to lay the groundwork for the Green Revolutionaries, but in fact this money, as the Washington Post (and Seymour Hersh, much earlier) reported, went to "rebel groups," such as Jundallah, armed groups who want to overthrow the regime by force. McAdams makes sure to boldface the words "rebel groups," but he doesn't seem to understand the meaning of this phrase in plain English. The Iranian Greenies aren't a "rebel group" like the MEK or Jundallah: they exist inside the Islamic system set up by Ayatollah Khomeini and the 1979 Revolution, as even the supreme leader acknowledged in his speech.
But that is just the beginning of McAdams' errors. He writes:
"As in the previous ‘color revolutions' that seem to tirelessly capture the romantic imagination of U.S. journalists, elites, and the propagandized population, the warm embrace of the U.S. empire is firmly guiding the 'spontaneous' Iranian uprising against last week's election results. While I do not and should not - nor should any other American - care in the slightest who rules a country some seven thousand miles away, when the fingerprints of the U.S. empire show up on these dramatic events overseas it is very much my business."
The error McAdams makes here is that there is a difference between "caring" about the freedom (or lack of it) in a country seven thousand miles away and organizing a U.S.-government-backed attempt to overthrow a sovereign government. I would argue that if one truly cares about spreading freedom overseas, the last agency to put in charge of the effort should be the U.S. government - especially when it comes to Iran, given the history of U.S. meddling in that country's affairs. U.S. intervention, in nearly every case, has led to the betrayal and defeat of the pro-freedom forces. Our allies became mere instruments of U.S. foreign policy instead of a truly indigenous movement with roots in the population.
I have no doubt that the U.S. is covertly trying to effect regime-change in Iran and that some of that $400 million found its way into the hands of the Green Revolutionaries, but that doesn't mean the movement is controlled or has been created by the CIA, as McAdams (and Ahmadinejad) claim. Yes, they've adopted green as their official color, but so what? Green stands for Islam, and this movement - like all movements in Iran - is based on religious principles. McAdams putting the Iranian events in the same league as Georgia's U.S.-engineered Rose Revolution or the Orange Revolution in Ukraine is a facile explanation that doesn't stand up under the most cursory examination.
It's interesting that the neocons, or most of them, are saying essentially the same thing as McAdams and his fellows at the now nearly defunct British Helsinki Human Rights Group, albeit for an entirely different reason. The neocons aver that Ahmadinejad's "victory" proves the hopelessness of dealing with the Iranians at all - except, of course, by bombing them from an altitude of 20,000 ft. They're cheering Ahmadinejad's dubious triumph because they want war; McAdams is rationalizing that same phony victory because he knows the U.S. is behind the whole thing. Stranger bedfellows have yet to cuddle. In both cases, however, there is a certain similarity insofar as facts are not allowed to get in the way of ideology.
Libertarians, of all people, should care about the freedom of peoples overseas, and, of all people, they should know that U.S. intervention will not aid but only hold back the legitimate aspirations of the oppressed.
Siding with dictators is not the way to ensure that the U.S. abandons its imperial pretensions and returns to the foreign policy of the Founders. The massive election fraud and de facto coup carried out by Ahmadinejad & Co. is very bad news indeed for advocates of non-interventionism. Iran under Ahmadinejad is simple to demonize, and the case for war will be far easier to make with that nut-job in power - which is precisely why the War Party is cheering him on. It's too bad McAdams has joined their chorus, albeit singing counterpoint.
Yes, I'm cheering on the Green Revolutionaries, because the foreign policy positions taken by Mousavi will be conducive to negotiations with the U.S. over the issue of nuclear weapons. I agree with the Leveretts that no matter who wins, we need to start those talks now, with no preconditions, and in the context of Iran's right - under the Non-Proliferation Treaty - to develop the peaceful uses of nuclear power. I agree with McAdams that the U.S. government should stay out of Iran's internal affairs. But that doesn't mean I don't care about the Iranian people - who are even now being slaughtered and beaten in the streets of their own cities. The regime they suffer under is kept in power by the threat of U.S. imperialism, which has encircled the country and is even now preparing to strike - and it's precisely because I understand this, and oppose it with all my being, that my heart goes out to the Green Revolutionaries.
No, I don't want our president to declare his support, and I applaud Ron Paul for his lone vote in Congress against a grandstanding resolution endorsing the Mousavi movement. Our government should steer clear of this entirely. But that doesn't mean that I, as an individual, can't hope that the good guys win - for once.
NOTES IN THE MARGIN
Yes, I have more to say on the Iranian events, here. And check out the rest of Ron Paul's Campaign for Liberty Web site while you're at it.
I have to confess to having joined Facebook, and plenty of my readers have discovered this: it's gotten to the point that I probably get ten-to-twenty "friend" requests every day. So please note that if I haven't yet responded in the affirmative to your request, it's not that I don't want to be your friend - I do, really I do! - it's just that time is limited, as is my patience with the somewhat plonky and unwieldy Facebook site. I'll get to it eventually.
On the same subject: Facebook also has a feature that allows people to form groups - fans of this or that cause - and I get an equal number of such requests. I've established a firm policy, which is that I never join any of these groups, as appealing as some of them are. I simply don't have the time or the energy to vet each and every group - and I don't, as a general rule, join any groups, online or off. So please don't be insulted if I don't respond to your request to join - it's just that I'm not a joiner.
*It has been pointed out that there is a discrepancy between Escobar's figures and the ones in the link. If you follow the link, Mousavi has a majority or plurality in two districts and Ahmadinejad has below 60 percent in a total of eight, but Ahmadinejad's numbers are incredibly high everywhere else.
Original source: http://original.antiwar.com/justin/2009/06/21/iran’s-green-revolution-made-in-america/..
Diposting oleh
Penyejuk Hati
di
03.47
Langganan:
Postingan (Atom)